Sabtu, 29 Maret 2014

Pemakaian Metode Ilmiah Untuk Menjawab Pertanyaan Ilmiah

METODE ILMIAH

Metode ilmiah merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. 

 Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya :
  1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
  2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
  3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
  4. Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.
Kegunaan Metode Ilmiah
  • Membantu pemecahan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
  • Menguji ulang hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
  • Memecahkan atau menentukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi teka-teki.
 Langkah – Langkah Metode Ilmiah
  • Menyusun Rumusan Masalah
  • Menyusun Kerangka Teori
  • Merumuskan Teori
  • Melakukan Eksperimen
  • Mengolah dan Menganalisis Data
  • Menarik Kesimpulan
  • Mempublikasikan Hasil
Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian yang baik:
1) Masalah yang dipilih harus mempunya nilai penelitian
2) Masalah yang dipilih dengan bijak
3) Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti





Daftar Pustaka
http://charensha.wordpress.com/2011/02/23/pengertian-metode-ilmiah/
http://ekapuspita999.blogspot.com/2013/03/metode-penulisan-ilmiah-dan-contohnya.html
http://fourseasonnews.blogspot.com/2013/04/kegunaan-metode-ilmiah.html
http://hadi27.wordpress.com/metode-ilmiah-dan-langkah-langkahnya/
http://dianadewikirana.blogspot.com/p/ciri-masalah-penelitian-yang-benar.html

Konsep Penalaran Ilmiah dalam Kaitannya dengan Penulisan Ilmiah

PENALARAN


Penalaran adalah sebagian hasil dari cara kita berfikir , penalaran biasanya berhubungan dengan logika. Penalaran berkaitan erat dengan bagaimana manusia mencapai kesimpulan-kesimpulan tertentu baik dari premis langsung maupun tidak langsung. Penalaran dan pemecahan masalah biasanya adalah topik-topik yang sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek yang secara umum berhubungan dengan berpikir.
Contoh:
A. Semua harimau adalah binatang
B. Semua binatang adalah makhluk hidup
C. Semua makhluk hidup akan mati
Jadi, semua harimau akan mati
Jadi, menurut logika formal dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua A adalah D yaitu: semua harimau akan mati.

UNSUR - UNSUR PENALARAN

1. Topik, yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang – kurangnya dua variabel.
2. Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.


METODE PENALARAN
Dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif :
A.Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Contoh: Sidiq bersekolah dengan memakai seragam putih abu-abu karena sudah SMA, Ibnu Bersekolah dengan memakai seragam putih abu-abu karena dia sudah SMA.
KESIMPULAN:Semua siswa yang sudah SMA memakai seragam putih abu-abu saat bersekolah.


B.Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Penulisan Ilmiah

Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.

Ciri Penulisan Ilmiah
a. Isi mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan/objek ilmu tertentu
b. Mengandung teori/semacam kerangka berpikir
c. Ada metodenya (cara mencari dan menemukan kebenaran)
d. Mengandung penalaran.

Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang.
Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri.


 Daftar Pustaka

Jumat, 28 Maret 2014

Teori-teori Tentang Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.

Kriteria metode ilmiah :
1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan
masalah berdasarkan analisis yang logis)
4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran
menuju pencapaian tujuan)
5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)

Karakteristik metode ilmiah :
1 Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya
proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2 Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah.
Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-
bukti yang tersedia
3 Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain
dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4 Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan
dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
5 Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan
pada fakta di lapangan.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitian

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. Merumuskan masalah.
  2. Merumuskan hipotesis.
  3. Mengumpulkan data.
  4. Menguji hipotesis.
  5. Merumuskan kesimpulan.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti.

Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Contohnya : “Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya”.

2) Sikap Kritis
Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.

3) Sikap Terbuka
Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

4) Sikap Objektif
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

5) Sikap Rela Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6) Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

7) Sikap Menjangkau ke Depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.





Daftar Pustaka
 http://charensha.wordpress.com/2011/02/23/pengertian-metode-ilmiah/
 http://leopark62.wordpress.com/tag/karakteristik-dan-ciri-ciri-metode-ilmiah/
 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
 http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2335328-pengertian-sikap-ilmiah/
 http://zhuyavabel.blogspot.com/2012/04/sikap-sikap-ilmiah.html

Teori-teori Tentang Penalaran


Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Ciri – Ciri Penalaran
1.      Dilakukan dengan sadar,
2.      Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui,
3.      Sistematis,
4.      Terarah, bertujuan,
5.      Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru,
6.      Sadar tujuan,
7.      Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh,
8.      Pola pemikiran tertentu,
9.      Sifat empiris rasional

Metode Penalaran
Ada dua metode penalaran yaitu:

1. Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

2. Penalaran Induktif 
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Bentuk-bentuk penalaran induktif
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.
a.    Generalisasi  
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.  
.b.      Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama.
 c.      Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Secara singkat manfaat penalaran dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.      Penalaran menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan kehidupan).
2.      Penalaran menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
3.      Penalaran mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan autoritas, emosi, dan prasangka.
4.      Penalaran – di masa yang sekarang dikenal sebagai “era of reason’”– membantu kita untuk mampu berpikir sendiri dan tahu memberakan yang benar dari yang palsu.
5.      Penalaran membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesehatan.
 



Daftar Pustaka
http://rachmawatinadya.blogspot.com/2011/10/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html
http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/
http://lullymemangiseng.blogspot.com/2013/03/pengertian-penalaran-deduktif-dan.html
http://yogatama-anggita.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif.html
http://tyorosonerri.blogspot.com/2010/02/penalaran.html