Kelompok referensi atau kelompok rujukan disebut juga sebagai acuan. Kelompok
acuan memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif
penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku.Kelompok
referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok referensi ini berguna
sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusandan sebagai dasar
pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau
pedoman khusus bagi perilaku.
Tiga macam pengaruh kelompok acuan:
1. Pengaruh Normatif
Ketika seorang individu memenuhi harapan kelompok untuk
mendapatkan hadiah langsung atau menghindari hukuman
2. Pengaruh Ekspresi Nilai
Ketika seorang individu kelompok menggunakan norma dan
nilai-nilai dianggap sebagai panduan bagi sikap mereka sendiri atau nilai-nilai
3. Pengaruh Informasi
Perilaku dan pendapat kelompok referensi digunakan sebagai
berguna potongan informasi yang berpotensi.
Jenis – jenis kelompok referensi berdasarkan pengelompkannya
yaitu :
1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya
• Kelompok
primer
• Kelompok
sekunder
2. Menurut legalitas keberadaan
• Kelompok formal
• Kelompok
informal
3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh
• Kelompok
aspirasi
• Kelompok
disosiasi
• Primary /
secondary
• Membership
KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga dan Studi Tentang Perilaku Konsumen
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan
konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku
konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
1. Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.
2. Ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
1. Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.
2. Ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial
sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan
mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari
keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak
yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai
sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan
materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.
Masing-masing subbudaya terdiri dari
sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi
khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras,
dan wilayah geografis.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian
konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan
pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan
kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan
pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini
biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga,
teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung
dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok
primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan,
profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok
keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian
konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang
dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari
orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi
agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki
seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
c. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor
sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah
peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran
seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status
mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak
pada perilaku pembeliannya.
3. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat
dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep-diri pembeli.
a. Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang
berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini
dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur
perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat
udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu,
biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan
ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah
tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui
sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan
yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat
hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar
yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.
d. Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam
karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi
aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan
psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan
relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti
kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri
dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat
menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek
konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan
memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.
4. Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini
dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada
waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul
dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan.
Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis;
yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan
akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika
seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada
kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga
melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan,
warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi
tertentu.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk
segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang
termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.
Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu
untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi
guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler
2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi
juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu yang bersangkutan.
c. Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin
bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong,
rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori
pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat
membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada
pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan motivasi,
dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan
melakukan generalisasi terhadap suatu merek.
d. Keyakinan dan Sikap
Melalui betindak dan belajar, orang
mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen . Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran
pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang
produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Contohnya studi tentang keyakinan merek yang menemukan bahwa konsumen
sama-sama menyukai Diet Coke dan Diet Pepsi ketika mencicipi keduanya
dalam tanpa merek. Tetapi, ketika mencicipi Diet yang diberi tahu
mereknya, konsumen memilih diet Coke 65% dan Diet Pepsi 23%. Dalam
contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan merek dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN
Keluarga
berubah bersama waktu, melewati
serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga (SKK).
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA-TRADISIONAL
1.
Tahap Single
Walaupun
pendapatan relatif rendah, mereka menjadi sasaran dari sedikit permintaan yang
kaku, maka konsumen di dalam tahap ini umumnya memiliki pendapatan bebas yang
besar. Sebagian dari pendapatan ini digunakan untuk membeli mobil dan peralatan
dasar serta peralatan untuk tempat tinggal mereka yang pertama jauh dari rumah
--- biasanya sebuah apartemen. Mereka cenderung lebih mengikuti mode dan
berorientasi pada rekreasi, menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk
busana, minuman keras, makanan diluar rumah, liburan, pengejaran waktu senggang
dan produk serta jasa lain yang terlibat dalam permainan perkawinan.
2.
Pasangan yang
baru menikah
Pasangan
yang baru menikah dan tanpa anak biasanya lebih kaya secara financial daripada
sebelumnya dan pada masa dating yang tidak terlalu lama lagi karena istri
biasanya bekerja. Keluarga pada tahap ini juga membelanjakan sebagian besar
dari pendaptan mereka untuk mobil, busana, liburan, dan kegiatan waktu senggang
lain. Mereka juga mempunyai angka pembelian yang tinggi dan pembelian rata-rata
tertinggi untuk barang yang tahan lama, khususnya perabot dan peralatan rumah
tangga dan barang mahal lain, dan tampaknya lebih rentan terhdapa iklan didalam
tahap ini.
3.
Sarang lengkap
I (Full nest I)
Dengan
adanya anak pertama, beberapa istri berhenti bekerja diluar rumah, dan sebagai
akibat pendapatan keluarga menurun. Pada saat yang sama, anak kecil menimbulkan
masalah baru yang mengubah cara keluarga membelanjakan pendpatannya. Dua
pasangan tersebut mungkin pindah rumha pertama mereka, membeli perabot dan
perlengkapan untuk anak mereka, membeli mesin cuci, alat pengering dan barang
pemeliharaan rumah, dan membeli produk seperti makanan bayi, obat gosok, obat
batuk, vitamin, mainan, mobil, kereta luncur, dan sepatu luncur. Kebutuhan ini
mengurang tabungan keluarga dan suami serta istri kerap merasa tidak puas
dengan posisi keuangan mereka.
4.
Sarang lengkap
II (Full Nest II)
Pada
tahap ini, anak terkecil berusia 6 tahun atau lebih, pendapatan suami membaik,
dan istri kembali bekerja dirumah. Akibatnya, posisi keuangan keluarga biasanya
meningkat. Pola kosumsi terus sangat dipengaruhi oleh anak-anak mereka karena
keluarga cendrung membeli makanan dan supply untuk kebersihan dalam kemasan
berukuran lebih besar, sepeda, piano, dan pelajaran music.
5.
Sarang lengkap
III (Full Nest III)
Sementara
keluarga bertambah tua, posisi keuangannya biasanya terus membaik karena
penddaptan suami bertambah, istri kembali bekerja atau mendapat gaji lebih
tinggi dan anak-anak mendapatkan uang dari kerja sambilan. Keluarga umumnya
mengganti beberapa bagian perabot, membeli satu mobil lagi, membeli beberapa
peralatan mewah, dan membelanjakan banyak uang untuk pelayanan perawatan gigi
dan untuk pendidikan anak-anak.
6.
Sarang Kosong
I (Empty Nest I)
Pada
tahap ini keluarga paling puas dengan posisi keuangan mereka dan jumlah uang
yang ditabung karena pendapatan terus bertambah dan anak-anak suddah meninggalkan
rumah dan tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka dalam hal keuangan.
Pasangan tersebut kerap membuat perbaikan rumah, membeli barang mewah dan
membelanjakan proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka untuk liburan,
perjalana dan rekreasi.
7.
Sarang Kosong
II (Empty Nest II)
Pada
waktu ini, kepala rumah tangga sudah pension sehingga pasangan tersebut
biasanya menderita penurunan nyata dalam pendapatan. Pengeluaran menjadi lebih
berorientasi pada kesehatan, berpusat pada barang-barang seperti peralatan
kedokteran, produk perawatan medis yang membantu kesehatan tidur dan pencernaan
dan barang kali rumah yang lebih kecil, apartemen atau kondominium di daerah
yang beriklim lebih ramah.
8.
Orang yang Bertahan
Sendiri (Solitary Survivor)
Bila
masih bekerja, orang yang bertahan ini masih menikmati pendapatan yang besar.
Mereka mungkin menjual rumah mereka, biasanya membelanjakan uang lebih banyak
untuk liburan, rekreasi dan jenis produk seperti jasa berorientasi kesehatan
seperti disebutkan di atas.
9.
Orang yang
Bertahan Sendiri dan Sudah Pensiun (Retired Solitary Survivor)
Orang
yang bertahan sendiri dan sudah pension mengikuti pola konsumsi umum yang sama
kecuali pada skala yang lebih rendah karena penurunan pendapatan. Selain itu,
individu ini mempunyai kebutuhan khusus akan perhatian, kasih saying dan
keamanan.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA-TRADISIONAL
Lintasan
melewati kehidupan di deskripsikan oleh siklus kehidupan keluarga (SKK) yang
tradisional. SKK mendeskripsikan pola yang didapatkan di antara keluarga ketika
mereka menikah, mempunyai anak, meninggalkan rumah, kehilangan pasangan hidup
dan pension. Pada tahap ini di deskripkan ddi atas bersama dengan perilaku
konsumen yang dihubungkan dengan masing-masing tahap. Versi lain seperti Murphy
dan Staples, mengakui perkembangan kontemporer dari perceraian, ukuran keluarga
yang lebih kecil dan usia perkawinan yang ditangguhkan. SKK sudah diperlihatkan
sebagai penjelasan yang membantu mengenai perilaku konsumen bahkan pada tingkat
yang begitu dasar seperti beberapa banyak energy yang dikonsumsi oleh keluarga.
Penambahan
data ekonomi membantu dalam pemakaian SKK tradisional untyuk menjelaskan
perilaku konsumen. Wagner dan Hanna ,mendapatkan bahwa SKK tidak meramalkan
keputusan mengenai produk seperti pakaian dan juga variabel social ekonomi,
khususnya pendapatan.STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
- Menikah atau Single.
- Ukuran Rumah Tangga.
- Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
- Boom orang single.
- Perceraian dan perilaku konsumen.
- Orang-orang single yang hidup bersama.
- Pemasaran untuk orang single.
- Perkawinan kembali
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk ;
1) Budaya psikologis
Budaya ini muncul
dari dalam diri individu sebagai konsumen.
2) Budaya social
Budaya yang
didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam
penilaian dan penggunaan suatu produk.
METODOLOGI PENELITIAN
UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Kerangka proses – keputusan
Studi mengenai
struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan
mendasarkan temuan pada pertanyaan seperti “siapa biasanya yang mengambil
keputusan pembelian?” atau “siapa yang mempengaruhi keputusan?”. Namun, bukti
tersebut menunjukan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi
menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh metodologi proses
diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pertanyaan berikut ini berguna untuk
mengukur pengaruh keluarga :
1. Siapa yang
bertanggung jawab untuk pengenalan masalah awal ?
2. Siapa yang
bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
3. siapa yang
mengambil keputusan akhir mengenai alternative mana yang harus di beli?
4. Siapa yang membuat
pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang
lebih baik diperoleh dengan menggunaka metodologi ini dibandingkan dengan
ukuran yang lebih global. Suam dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang
sama mengenai pengaruh relative mereke untuk fase tertentu daripada bila
pengajuan pertanyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.
Kategori Struktur –
Peran
Kategori
struktu peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk
atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori
produk hanya suam atau istri yang terlibat. Di dalam kategori lain, adalah
berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di dalam peranan yang berbeda. Spiro
mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa
variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak
terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sidat pengaruh mereka
kerap diabaikan.
Bias Pewawancara
Jenis kelamin
pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan
istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus
digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus
diatur secara acak untuk responden.
Seleksi responden
Dalam mengukur
pembelian keluarga, kita perlu memutuskan anggota mana dari keluarga inti yang
harus ditanyai mengenai pengaruh anggota keluarga. Hasil kerap sangat
bervariasi bergantung pada anggota keluarga mana yang diwawancarai. Yang paling
sering, istrilah yang sering diwawancarai, tetapi presentase pasangan yang
rsponnya setuju kerap begitu rendah sehingga membuat wawancara dengan 1 anggota
saja tidak dapat diterima.
Granbois dan
Summers mendapatkan bahwa respon suami berkenaan dengan maksud pembelian
ternyata lebih baik daripada respon istri mereka sebagai kreditor biaya total
yang direncakan dan jumlah barang yang direncanakan dari respon bersama, walaupun
istri meramalkan secara lebih baik untuk produk tertentu seperti peralatan,
produk rumah dan rencana peralatan hiburan. Para peneliti menyimpulkan bahwa
respon bersama lebih mungkin menyingkap lebih banyak rencana keluarga.
IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.
Keluarga
adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungakan
melalui darah, perkawin, atau adopsi dan yang tinggal bersama. Rumah tangga
berbeda dengan keluarga berdasarkan pendeskripsian semua orang, baik yang
berkerabat maupun tidak, yang menempati suatu unit perumahan.
Anggota
keluarga (rumah tangga) memegang berbagai peranan yang mencakupi penjaga
pintu,pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai. Jadi
pengaruh pasangan hidup, anak, atau anggota keluarga yang lain dalam keluarga
bervariasi menurut sumber daya anggota kelusrga, jenis produk, tahap dalam
siklus kehidupan, dan tahap dalam keputusan pembelian.
Siklus
kehidupan keluarga (SKK) meneskripsikan bagaimana keluarga berubah sepanjang
waktu. Rancangan tradisional dalam menganalisis SKK sudah diperbaharui dengan
matriks pasar konsumen dari tahap kehidupan yang menekankan pendapatan relative
suatu keluarga dalam setiap tahap. Matriks ini dibangun berdasrkan 6 tahap :
Single muda, pasangan muda, orang tua muda, keluarga separuh baya, rumah tangga
separuh baya, dan rumah tangga tua.
Keluarga dan
rumah tangga berubah dalam struktur an komposisinya di antara perubahan terbaru
yang penting adalah naiknya rumah tangga single, ukuran keluarga yang lebih
kecil, dan bertambahnya jumlah orang yang bercerai dan rumah tangga dari orang
yang menikah kembali.
Jadi kelompok
masyarakat dan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal
tersebut dapat kita lihat dari contoh berikut ini :
Seseorang yang
bekerja di suatu institusi tertentu mempengaruhi produk apa yang akan di beli. Misalnmya, seseorang yang
bekerja di sebuah perusahaan yang usudah memiliki kelas social yang tinggi dan
sudah memiliki banyak relasi, maka dia sebagai pegawai mungkin akan membeli
barang atau produk yang ber-merk yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini
diakibatk oleh adanya pengaruh dari kelompok masyarakat yang ada di institusi
tersebut, yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli satu produk.
Referensi:
Post nya sangat bermanfaat... Thanks kak..
BalasHapus